Kamis, 31 Desember 2015



IDENTIFIKASI DATA DAN ANALISIS PROYEKSI PENDUDUK
METODE KELOMPOK “COHORT”

http://its.ac.id/files/images/lambang-its-color-std.png

Disusun oleh:
Ririn Putri Kusuma                          (3615100088)
Bayu Samudra D                              (3615100098)
        Naufal Pesdo A                                 (3615100113)        
Ayu Annisa Annasihatul Ainaqo     (3615100118)



INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2015
 

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Dalam hal perencanaan di suatu daerah terkait aspek kependudukan hendaknya mampu memproyeksikan jumlah penduduk di masa yang akan datang, seperti memperkirakan jumlah kelahiran, kematian, dan pergerakan penduduk di suatu daerah. Data-data kelahiran, kematian, dan pergerakan penduduk sangat di perlukan untuk kepentingan evaluasi terhadap program-program kebijakan pemerintah serta proyeksi penduduk guna untuk merancang suatu pembangunan. Sehingga dapat menghitung proyeksi jumlah penduduk di masa yang akan datang dan dapat melakukan pertimbangan pembangunan dengan cara menghitung  proyeksi metode cohort karena data yang terolah dengan metode proyeksi ini bisa dijadikan pertimbangan untuk mengembangkan suatu pembangunan.
Metode proyeksi penduduk dapat digunakan dalam hal perencanaan. Dalam hal perhitungan jumlah penduduk, salah satu proyeksi yang digunakan adalah proyeksi metode cohort. Metode proyeksi cohort ini menunjukan keadaan fertilitas, mortalitas, dan migrasi di masa yang akan datang. Proyeksi penduduk erat kaitannya dengan penyediaan fasilitas dan utilitas. Perencana harus mampu membuat proyeksi penduduk dengan data kependudukan yang lengkap sehingga akan dapat mengetahui seberapa besar penambahan berbagai fasilitas dan utilitas yang harus dilakukan. Metode cohort ini dapat digunakan untuk memperkirakan jumlah penduduk di masa yang akan datang, lima tahun bahkan hingga sepuluh tahun kedepan.

1.2  Rumusan Masalah

1.      Apa yang dimaksud proyeksi penduduk dengan metode cohort ?
2.      Bagaimana cara memproyeksikan jumlah penduduk dengan metode cohort ?
3.      Apa kelebihan dan kekurangan dari proyeksi jumlah penduduk dengan metode cohort ?

1.3  Tujuan

1.      Mengetahui apa yang dimaksud proyeksi penduduk dengan metode cohort.
2.      Mengetahui cara memproyeksikan jumlah penduduk dengan metode cohort.
3.      Mengetahui kelebihan dan kekurangan proyeksi jumlah penduduk dengan metode cohort.


1.4  Manfaat

1.      Bagi mahasiswa, mampu memahami konsep metode kelompok “cohort” sebagai salah satu metode untuk memproyeksikan jumlah penduduk.
2.      Dengan memahami konsep ini, dapat membantu memberi masukan kepada pemerintah dalam mengambil kebijakan terkait masalah kependudukan.

1.5  Sistematika penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan dan menjelaskan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, dan sistematika penulisan.

BAB II PEMBAHASAN

Bab ini menguraikan dan menjelaskan tentang identifikasi data, proyeksi penduduk, konsep metode kelompok (cohort), contoh aplikasi metode cohort, kelebihan dan kekurangan metode cohort.

BAB III PENUTUP

Bab ini menguraikan tentang kesimpulan dan saran.













BAB 1
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Dalam hal perencanaan di suatu daerah terkait aspek kependudukan hendaknya mampu memproyeksikan jumlah penduduk di masa yang akan datang, seperti memperkirakan jumlah kelahiran, kematian, dan pergerakan penduduk di suatu daerah. Data-data kelahiran, kematian, dan pergerakan penduduk sangat di perlukan untuk kepentingan evaluasi terhadap program-program kebijakan pemerintah serta proyeksi penduduk guna untuk merancang suatu pembangunan. Sehingga dapat menghitung proyeksi jumlah penduduk di masa yang akan datang dan dapat melakukan pertimbangan pembangunan dengan cara menghitung  proyeksi metode cohort karena data yang terolah dengan metode proyeksi ini bisa dijadikan pertimbangan untuk mengembangkan suatu pembangunan.
Metode proyeksi penduduk dapat digunakan dalam hal perencanaan. Dalam hal perhitungan jumlah penduduk, salah satu proyeksi yang digunakan adalah proyeksi metode cohort. Metode proyeksi cohort ini menunjukan keadaan fertilitas, mortalitas, dan migrasi di masa yang akan datang. Proyeksi penduduk erat kaitannya dengan penyediaan fasilitas dan utilitas. Perencana harus mampu membuat proyeksi penduduk dengan data kependudukan yang lengkap sehingga akan dapat mengetahui seberapa besar penambahan berbagai fasilitas dan utilitas yang harus dilakukan. Metode cohort ini dapat digunakan untuk memperkirakan jumlah penduduk di masa yang akan datang, lima tahun bahkan hingga sepuluh tahun kedepan.

1.2  Rumusan Masalah

1.      Apa yang dimaksud proyeksi penduduk dengan metode cohort ?
2.      Bagaimana cara memproyeksikan jumlah penduduk dengan metode cohort ?
3.      Apa kelebihan dan kekurangan dari proyeksi jumlah penduduk dengan metode cohort ?

1.3  Tujuan

1.      Mengetahui apa yang dimaksud proyeksi penduduk dengan metode cohort.
2.      Mengetahui cara memproyeksikan jumlah penduduk dengan metode cohort.
3.      Mengetahui kelebihan dan kekurangan proyeksi jumlah penduduk dengan metode cohort.


1.4  Manfaat

1.      Bagi mahasiswa, mampu memahami konsep metode kelompok “cohort” sebagai salah satu metode untuk memproyeksikan jumlah penduduk.
2.      Dengan memahami konsep ini, dapat membantu memberi masukan kepada pemerintah dalam mengambil kebijakan terkait masalah kependudukan.

1.5  Sistematika penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan dan menjelaskan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, dan sistematika penulisan.

BAB II PEMBAHASAN

Bab ini menguraikan dan menjelaskan tentang identifikasi data, proyeksi penduduk, konsep metode kelompok (cohort), contoh aplikasi metode cohort, kelebihan dan kekurangan metode cohort.

BAB III PENUTUP

Bab ini menguraikan tentang kesimpulan dan saran.












BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Identifikasi Data
2.1.1 Pencatatan Data Penduduk

Penduduk merupakan aspek utama perencanaan suatu pembangunan dimana perencanaan disusun oleh penduduk dan untuk penduduk. Pengertian mengenai penduduk lebih di tekankan pada komposisi penduduk. Pengertian ini mempunyai arti yang sangat luas, tidak hanya meliputi pengertian umur, jenis kelamin, dan lainnya, tetapi juga klasifikasi tenaga kerja, tingkat pendidikan, agama, ciri sosial, dan angka statistik lainnya yang menyatakan distribusi frekuensi.
Untuk mengetahui tingkah laku dan perkembangan penduduk di suatu wilayah, dapat dilakukan pencatatan dari waktu ke waktu. Hal tersebut merupakan bagian pokok dalam perencanaan. Selain jumlahnya yang terus  berkembang, penduduk juga melakukan pergerakan dari satu tempat ke tempat lainnya yang sifatnya tetap atau sementara.
a.    Jumlah Penduduk

Jumlah penduduk merupakan pencatatan jumlah penduduk dari waktu ke waktu yang akan memberi keterangan mengenai perkembangan jumlah penduduk setiap periode waktu yang digunakan.

1.      Data Jumlah Penduduk Kecamatan Rungkut
Kecamatan Rungkut dengan luas wilayah ±2,101 hektar ,hingga Desember tahun 2013 mempunyai jumlah penduduk ±108.076 jiwa yang tersebar di 6 (enam) Kelurahan. Jumlah penduduk tertinggi dari tahun 2011 sampai 2013 yaitu di kelurahan Kali Rungkut, sedangakan jumlah penduduk terendah ada di kelurahan Rungkut Kidul. Berikut ini merupakan jumlah penduduk tiap tahunnya disetiap kelurahan di Kecamatan Rungkut.





Tabel 1. Jumlah Penduduk Kecamatan Rungkut tiap Kelurahan Tahun 2011-2013
No
Kelurahan
2011
2012
2013
1
Rungkut Kidul
12.891
12.989
13.565
2
MedokanAyu
18.485
18.761
20.664
3
Wonorejo
13.611
13.771
14.680
4
Penjaringan Sari
17.210
17.468
18.293
5
KedungBaruk
15.760
15.850
16.511
6
Kali Rungkut
23.171
23.357
24.363
Total
101.128
102.196
108.076

sumber : Kecamatan Rungkut dalam Angka, 2011-2013

b.    Komposisi Penduduk

Komposisi penduduk adalah penyusunan atau pengelompokan penduduk berdasarkan kriteria tertentu. Adapun kriteria yang digunakan antara lain jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, dan agama.

1.      Jumlah Penduduk Kecamatan Rungkut Menurut Jenis Kelamin
Komposisi penduduk berdasarkan  jenis kelamin dilihat atas dasar proporsi jumlah penduduk laki-laki dan perempuan di Kecamatan Rungkut. Jumlah penduduk laki-laki dan perempuan di Kecamatan Rungkut relative berimbang dan lebih banyak jumlah penduduk laki-laki dari pada penduduk perempuan selama 3 tahun berturut-turut.
Gambar 1.Diagram Jumlah Penduduk Kecamatan Rungkut Menurut Jenis Kelamin
Tahun 2011-2013
Sumber : Diolahdari DataKecamatanRungkutdalamAngka, 2014
Tabel 2. Jumlah Penduduk Kecamatan Rungkut Menurut Jenis Kelamin Tahun 2011-2013
Text Box: NO	

KELURAHAN	TAHUN
		2011	2012	2013
		Laki-Laki	Perempuan	Laki-Laki	Perempuan	Laki-Laki	Perempuan
1	RungkutKidul	6.407	6.484	6.452	6.537	6.739	6.826
2	MedokanAyu	9.286	9.199	9.441	9.320	10.343	10.321
3	Wonorejo	6.906	6.705	6.981	6.790	7.421	7.259
4	Penjaringan Sari	8.601	8.609	8.737	8.731	9.141	9.152
5	KedungBaruk	7.844	7.916	7.891	7.959	8.239	8.272
6	Kali Rungkut	11.633	11.538	11.726	11.631	12.223	12.140
	Jumlah	50.677	50.451	51.228	50.968	54.106	53.970






Sumber : Diolah dari Data Kecamatan Rungkut dalam Angka,2011-2013

2.      Jumlah Penduduk Kecamatan Rungkut Menurut Usia
Komposisi penduduk Kecamatan Rungkut berdasarkan usia di bagi menjadi 7 kelompok yaitu kelompok umur 0-5tahun, 6-9tahun, 10-17tahun, 18-25tahun, 26-40tahun, 41-59 tahun,dan 60+ tahun. Berikut ini merupakan table komposisi penduduk Kecamatan Rungkut berdasarkan usia.
Tabel 3. Jumlah Penduduk Kecamatan Rungkut Menurut Usia Tahun 2011-2103

No

Kategori Usia

2011

2012

2013
1
0-5
5.897
6.319
6.607
2
6-9.
6.238
6.411
6.703
3
10-17
12.396
12.340
13.299
4
18-25
11.423
12.630
13.281
5
26-40
28.575
29.982
31.629
6
41-59
28.901
26.637
28.094
7
60+
7.728
8.075
8.463

Sumber : Diolah dari Data Kecamatan Rungkut dalam Angka,2011-2013


Dari tabel diatas, maka dapat dilihat bahwa jumlah penduduk tertinggi berada pada usia 26-40 tahun (31.629 jiwa pada tahun 2013) yang merupakan usia produktif. Hal tersebut akan mendorong adanya pertumbuhan perekonomian di Kecamatan Rungkut. Sedangkan jumlah terendah yaitu pada penduduk Kecamatan Rungkut pada usia 0-5 tahun yang merupakan balita dan anak-anak. Hal ini menunjukkan cukup rendahnya kelahiran pada rentang usia 0-5 tahun.

3.      Jumlah Penduduk Kecamatan Rungkut Menurut Jenis pekerjaan
Komposisi penduduk Kecamatan Rungkut berdasarkan jenis pekerjaan terdiri atas 19 kelompok besar. Jumlah terbanyak merupakan penduduk Kecamatan Rungkut yang bekerja sebagai pegawai swasta. Tingginya jumlah penduduk yang berprofesi sebagai pegawai swasta ini tidak dapat dilepaskan dari kondisi Kecamatan Rungkut yang merupakan kawasan industri.
            Berikut ini merupakan tabel jumlah penduduk kecamatan rungkut menurut jenis kelamin
Tabel 4. Jumlah Penduduk Kecamatan Rungkut Menurut Jenis Pekerjaan Tahun 2013
No
JenisPekerjaan
Laki-Laki
Perempuan
Jumlah
1
Pelajar/Mahasiswa
11.973
10.394
22.367
2
PegawaiSwasta
23.376
10.562
33.940
3
Pegawai NegeriSipil
1.823
1.209
3.032
4
Jasa
556
125
681
5
TNI/POLRI
319
26
345
6
Wiraswasta
2.217
1.961
4.178
17
TenagaKesehatan
164
304
468
8
TenagaPengajar
649
1.012
1.661
9
Keagamaan
28
8
35
10
MengurusRumahTangga
30
16.713
16.743
11
Belum/TidakBekerja
9.600
8.870
18.470
12
Pensiunan
995
393
1.388
19
PekerjaanLain
165
99
264
Jumlah
51.897
51.676
103.573

Sumber : Diolah dari Data Kecamatan Rungkut dalam Angka Tahun 2014
4.      Jumlah Penduduk Kecamatan Rungkut Menurut Agama
Komposisi penduduk Kecamatan Rungkut berdasarkan agama dibagi menjadi 6 (enam) yaitu Islam, Protestan, Katolik, Hindu, Budha, dan lainnya. Mayoritas penduduk kecamatan rungkut beragama Islam yaitu sebesar 79,31%.
Gambar 2.Diagram Jumlah Penduduk Kecamatan  Rungkut  Menurut Agama Tahun 2013








                 


Tabel 5. Penduduk Kecamatan Rungkut Menurut Agama Tahun 2011-2013
No
Agama
2011
2012
2013
1
Islam
79.668
80.598
85.714
2
Protestan
12.224
12.319
12.772
3
Katolik
7.538
7.563
7.825
4
Hindu
537
542
548
5
Budha
1.151
1.152
1199
6.
Lainnya
10
20
18








Sumber : Diolah dari Data Kecamatan Rungkut dalam Angka,2011-2013
c.    Kelahiran, Kematian, dan Pergerakan Penduduk
1.      Data Pertumbuhan Penduduk Kecamatan Rungkut
Pertumbuhan jumlah penduduk di Kecamatan Rungkut didominasi oleh tingginya jumlah penduduk yang pindah ke Kecamatan Rungkut,utamanya padatahun 2013 (4.885jiwa). Sedangkan jumlah kelahiran meningkat drastic pada tahun 2012 (1.500jiwa).

Tabel 6. Data Fertilitas, Mortalitas, dan Mobilitas Penduduk Kecamatan Rungkut Tahun 2011-2013
No
Keterangan
2011
2012
2013
1
Lahir
705
1.500
1.771
2
Mati
211
306
587
3
Pindah
196
1.044
2.261
4
Datang
392
2.094
4.885




Sumber : Kecamatan Rungkut dalam Angka Tahun 2011-2013

Gambar 3 .Diagram Fertilitas, Mortalitas, dan Mobilitas Penduduk Kecamatan  Rungkut Tahun 2011- 2013

Pertumbuhan Penduduk Non Alamiah Tahun 2011-2013
 
Pertumbuhan penduduk Alamiah Tahun 2011-2013
 


Sumber : Kecamatan Rungkut dalam Angka Tahun 2011-2013


d.   Persebaran Penduduk
Persebaran penduduk mempengaruhi kepadatan penduduk disuatu wilayah. Kepadatan penduduk merupakan perbandingan luas lahan yang di tempati dengan jumlah penduduk yang tinggal. Tingkat kepadatan ini di pengaruhi oleh luas wilayah Kecamatan Rungkut sebesar 21.02 Km2 dengan jumlah penduduk sebanyak 108.076 jiwa.
Kepadatan penduduk menurut RTRW Surabaya dibagi menjadi 3 klasifikasi, yaitu :
·  Kepadatantinggi(18.400-26.200jiwa/km2)
·  Sedang (10.500-18.400jiwa/km2)dan
·  Rendah (2.600-10.500jiwa/km2)

   Kepadatan penduduk di Kecamatan Rungkut dibagi menjadi 2 klasifikasi, kepadatan sedang berada pada Kelurahan Kedung Baruk, sedangkan yang paling rendah berada di Kelurahan Wonorejo, Kelurahan Rungkut Kidul, Kelurahan Medokan Ayu, Kelurahan Penjaringan Sari dan Kelurahan Kalirungkut. Kondisi ini dikarenakan pada Kelurahan Kedung Baruk  penggunaan lahannya untuk kegiatan industri cukup besar.
Berdasarkan data yang didapatkan dari kantor Badan Pusat Statistik kota Surabaya, kepadatan penduduk dari tahun 2011 hingga 2013 adalah sebagai berikut.

Tabel 7. Kepadatan Penduduk Kecamatan Rungkut Per kelurahan Tahun 2011-2103
No
Kelurahan
Luas Wilayah (km2)
2011
2012
2013
1
RungkutKidul
1,37km2
9.409
9.481
9.901
2
MedokanAyu
7,23km2
2.557
2.595
2.858
3
Wonorejo
6,48km2
2.100
2.125
2.265
4
Penjaringan Sari
1,81km2
9.525
9.651
10.107
5
KedungBaruk
1,55km2
10.168
10.226
10.652
6
Kali Rungkut
2,58km2
8.981
9.053
9.443
Total
21,02km2
7.123
7.128
7,539

Sumber : Kecamatan Rungkut dalam Angka Tahun 2011-2013


Gambar 4. Diagram Kepadatan Penduduk Kecamatan Rungkut Tahun 2011-2013









Sumber : Kecamatan Rungkut dalam Angka Tahun 2011-2013

1.1.2        Taksiran Jumlah Penduduk

Penduduk sebagai subyek dan sekaligus obyek perencanaan merupa­kan bagian dari faktor sosial yang selalu berubah jumlahnya.  Perencanaan yang disusun untuk penduduk, tidak dapat lepas  dari perkiraan perkembangan  penduduk di masa yang akan datang. Namun demikian, perencanaan merupakan usaha merubah atau mempengaruhi satu atau beberapa faktor sistem kegiatan masyarakat.  Usaha ini disebut kebijaksanaan kependudukan. Kebijaksanaan kependudukan yang kita anut sekarang untuk  men­gendalikan perkembangan jumlah penduduk adalah melalui (1) keluarga berencana dan (2) pemencaran penduduk (transmigrasi).

2.2  Proyeksi Penduduk

Proyeksi penduduk merupakan perhitungan jumlah penduduk di masa yang akan datang berdasarkan arah perkembangan fertilitas, mortalitas dan migrasi. Data penduduk di Indonesia yang dipercaya untuk keperluan proyeksi  berasal dari sensus penduduk yang diselenggarakan pada tahun 0 dan survey antar sensus yang disenggarakan pada tahun berakhiran 5. Hasil proyeksi penduduk nantinya akan digunakan sebagai pertimbangan dalam perencanaan penyediaan pangan, fasilitas kesehatan, fasilitas perumahan, fasilitas pendidikan dan sebagainya.


2.3    Metode Kelompok (Cohort)
Metode Kelompok atau Cohort merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk memproyeksikan jumlah penduduk masa yang akan datang. Metode Cohort mengacu pada perubahan-perubahan komponen penduduk (yaitu fertilitas, mortalitas dan migrasi) secara terpisah. Metode ini merupakan cara untuk memproyeksikan jumlah penduduk pada waktu yang akan datang dalam jangka waktu kurang atau lebih dari lima tahun dan mencakup determinan-determinan pertumbuhan penduduk. Penduduk secara keseluruhan dibagi kedalam beberapa kohor/kelompok umur. Interval (k) dari kohor ini umumnya dalam satu tahunan (0-1, 1-2, 2-3 dst), lima tahunan (0-4, 5-9, 10-14 dst), atau 10 tahunan (0-9, 10-19, 20-29). Selanjutnya, kohor dibagi lagi berdasarkan jenis kelamin dan etnis.
Proyeksi dengan metode Cohort melibatkan asumsi-asumsi fertilitas, mortalitas, dan migrasi untuk menghasilkan proyeksi jumlah penduduk dengan mempertimbangkan karakteristik tertentu, salah satunya yaitu kelompok usia dan jenis kelamin sehingga total jumlah penduduk yang diperoleh juga dengan mempertimbangkan kelompok-kelompok tersebut.
            Berikut ini merupakan konsep dasar metode cohort:
P = P0 + (B – D) + (Mi –Mo)

Keterangan:
¡  P : jumlah penduduk
¡  P0 : jumlah penduduk tahun awal
¡  B – D : pertumbuhan alamiah (kelahiran – kematian)
¡  Mi – Mo : migrasi netto (migrasi masuk – migrasi keluar)

Ada beberapa perhitungan dalam metode cohort, diantaranya:
a.       Mortalitas-Tingkat Survival
           Mortalitas dihitung dalam model sebagai jumlah penduduk dalam kohor tertentu n-k pada tahun t-k, yang bertahan hidup ke kohor berikutnya (n) pada tahun t.
https://junaidichaniago.files.wordpress.com/2008/06/061108-1553-modelmodelp10.png?w=468
Keterangan:
 n-kSRVk              = tingkat bertahan hidup (survival)
n-kPk(1-k)                 = penduduk dari kohor n-k pada tahun t-k

b.      Kelahiran Tingkat Fertilitas
           Fertilitas adalah jumlah bayi yang dilahirkan wanita usia subur (biasanya antara 15-44 tahun). Tingkat fertilitas diberikan melalui persamaan berikut:
https://junaidichaniago.files.wordpress.com/2008/06/061108-1553-modelmodelp12.png?w=468
            Keterangan:
            xFERk              = tingkat fertilitas wanita dalam kohor n dari interval k
            xBIRk               = jumlah kelahiran oleh wanita pada kohor n
            xPfk(i)                = jumlah wanita dalam kohor n
           Tingkat fertilitas yang diperoleh dari rumus diatas dapat digunakan untuk menghitung jumlah kelahiran dalam interval waktu yang sama sesuai dengan ukuran kohor. Misalnya, jika ukuran kohor adalah lima tahunan (0-4, 5-9, 10-14), maka proyeksi dapat dilakukan untuk interval lima tahunan (2005, 2010, 2015). Selanjutnya, jika wanita-wanita pada kohor umur tertentu tidak memiliki kelahiran, maka untuk keakuratan perhitungan, tingkat fertilitas perlu disesuaikan. Tingkat fertilitas yang disesuaikan adalah rata-rata dari dua tingkat fertilitas yang berurutan.

c.       Migrasi bersih (Net Migration).
           Migrasi bersih adalah perbedaan antara jumlah penduduk yang masuk dengan jumlah penduduk yang keluar dari suatu daerah, dengan persamaan:
https://junaidichaniago.files.wordpress.com/2008/06/061108-1553-modelmodelp19.png?w=468
2.4    Proyeksi Jumlah Penduduk Kecamatan Tambaksari
2.4.1 Data
Tabel 8. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Kecamatan Tambaksari 2010-2014
Tahun
Laki-laki
Perempuan
Jumlah Penduduk
Persentase
2010
106.244
116.050
222.294

2011
115108
112.873
228.071

2012
117.923
115.573
233.496

2013
123.989
124.184
248.173

2014
128.625
128.475
257.100

Total
594.979
597.155
1.189.134


Sumber : Dinas Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil Kota Surabaya

Tabel 9.Jumlah Fertilitas, Mortalitas, dan Mobilitas Penduduk Kecamatan Tambaksari 2010-2014
Tahun
Lahir
Mati
Datang
Pindah
2010
1730
910
4096
2322
2011
3061
1030
3441
835
2012
3134
1156
6625
1321
2013
3729
1280
4478
1373
2014
3469
2225
2612
1336
Total
15123
6601
21252
7187

Sumber : Dinas Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil Kota Surabaya

2.4.2 Proyeksi Jumlah Penduduk Kecamatan Tambaksari Tahun 2015 (jangka 1 tahun)
·       Perkiraan jumlah penduduk tahun 2011
P          = 222.294 + (1.730 - 910) + (4.096 - 2.322)
= 222.294 + 820 + 1.774
=224.888
·       Perkiraan jumlah penduduk tahun 2012

P          = 228.071 + (3.061 - 1.030) + (3.441 - 835)
            =228.071 + 2.031 + 2.606
            =232.708
·       Perkiraan jumlah penduduk tahun 2013
P          = 233.496 + (3.134 - 1.156) + (6.625 - 1.321)
= 233.496 + 1.978 + 5.304
= 240.778
·       Perkiraan jumlah penduduk tahun 2014
 P         = 248.173 + (3.729 - 1.280) + (4.478 - 1.373)
= 248.173 + 2.449 + 3.105
= 253.727
·         Perkiraan jumlah penduduk tahun 2015
P          = 257.100 + (3.469 - 2.225) + (2.612 - 1.336)
= 257.100 + 1.244 + 1.276
= 259.620
Dapat di simpulkan bahwa proyeksi jumlah penduduk dari tahun 2014 ke tahun 2015 bertambah 2520 penduduk , yaitu dari 257.100 ke 259.620 atau meningkat 1,1%.

Gambar 5. Perbandingan jumlah penduduk Kecamatan Tambaksari berdasarkan data BPS dan hasil proyeksi

2.4.3        Proyeksi Jumlah Penduduk Kecamatan Tambaksari Tahun 2019 (jangka 5 tahun)
·       Perkiraan jumlah penduduk tahun 2019
P          = 257.100 + (15.123 – 6.601) + (21.251 – 7.187)
                        = 257.100 + 8.522 + 14.065
                        = 279.687

Dapat di simpulkan bahwa proyeksi jumlah penduduk dari tahun 2014 ke tahun 2019 bertambah 22.587 penduduk , yaitu dari 257.100 ke 279.687 atau meningkat 9,4%.


2.5    Kelebihan dan Kekurangan Proyeksi Penduduk Metode Cohort
2.5.1        Kelebihan

a.    Ada asumsi-asumsi kelahiran, kematian dan migrasi
Pengelompokan penduduk berdasarkan komponen-komponen penduduk (Kelahiran, Kematian, dan Migrasi) yang mempengaruhi perubahan penduduk, seperti kelompok umur dan jenis kelamin akan membantu untuk membangun pemahaman yang lebih baik mengenai dinamika penduduk di suatu daerah. Karena data yang dibutuhkan lebih spesifik dan lengkap, maka akan semakin terperinci informasi yang dapat digunakan dalam analisis. Jika terjadi perubahan pada tingkat kelahiran, kematian, dan migrasi, dengan menggunakan metode cohort akan lebih memudahkan perhitungan dengan adanya data tentang kelahiran, kematian, dan migrasi.
b.    Rasionalitas lebih tinggi
Metode proyeksi cohort ini melibatkan komponen-komponen yang lebih terperinci misalnya kelompok umur, gender dan etnis. Halini akan menghasilkan perhitungan yang lebih rasional karena komponen-komponen data yang digunakan lebih terperinci sehingga tingkat kebenaran dari hasil metode proyeksi ini lebih tinggi.

2.5.2        Kekurangan

a.    Memerlukan waktu pemroyeksian cukup lama.
Dalam melakukan perkiraan jumlah penduduk dengan metode cohort diperlukan waktu pemroyeksian yang cukup lama karena data yang diperlukan sangat banyak dan spesifik. Apalagi proyeksi penduduk jangka waktu lebih dari lima tahun. Data yang dibutuhkan sangat banyak dan memerlukan waktu pengumpulan data yang lama. Oleh karena itu, waktu yang diperlukan untuk proyeksi penduduk dengan metode ini cukup lama dibandingkan dengan model yang lain.

b.    Pengolahan data  lebih rumit.
Dalam metode proyeksi cohort ini, aspek yang diperhitungkan sangat detail, meliputi angka kelahiran, kematian, migrasi, jumlah penduduk menurut jenis kelamin, umur, dan sebagainya. Apabila angka jumlah penduduk sangat besar, maka perhitungan datanya akan semakin sulit. Hal tersebut mengakibatkan sulitnya proyeksi penduduk dengan metode cohort ini.






BAB III
PENUTUP

3.1    Kesimpulan
Metode kelompok (cohort) merupakan salah satu metode proyeksi penduduk yang digunakan untuk memperkirakan penduduk di masa yang akan datang. Metode proyeksi ini merupakan salah satu cara untuk memproyesikan jumlah penduduk dalam jangka waktu satu tahun, lima tahun, atau 10 tahun mendatang. Metode kelompok (cohort) mengacu pada perubahan-perubahan komponen penduduk berdasarkan Fertilitas, Mortalitas, dan Mobilitas. Berdasarkan analisis proyeksi kependudukan model kelompok cohort didapat data yang tertera diatas. Dari kedua data antara data bps dan data hasil proyeksi dapat diambil kesimpulan bahwa hasil perkiraan yang diperoleh dengan metode kelompok cohort tidak beda jauh dari data BPS.


3.2    Saran
Jumlah penduduk pada tahun 2010 sampai 2013 semakin bertambah setelah dilakukan proyeksi dengan menggunakan metode kelompok cohort, sehingga memungkinkan jumlah penduduk semakin bertambah pada tahun-tahun berikutnya. Jika jumlah penduduk semakin bertambah maka lahan yang dibutuhkan sebagai kawasan perumahan dan permukiman juga akan bertambah. Oleh karena itu dibutuhkan berbagai upaya untuk memenuhi kebutuhan lahan tersebut, salah satunya dengan dilakukannya pembangunan hunian vertikal. Pertambahan penduduk tidak hanya menyangkut kebutuhan permukiman yang harus terpenuhi untuk penduduk, tetapi juga terkait penyediaan fasilitas dan utilitas pendukung kehidupan bermasyarakat misalnya fasilitas kesehatan, fasilitas pendidikan, dan fasilitas kesempatan kerja sesuai dengan perkiraan jumlah penduduk dari proyeksi yang telah dilakukan. Jadi penyediaan fasilitas dan utilitas berkaitan erat dengan jumlah penduduk untuk pemenuhan fasilitas dan utilitas yang tepat sasaran. Selain itu, jumlah penduduk yang terus meningkat harus diatasi untuk menekan laju pertumbuhan penduduk, salah satunya yaitu dengan menggalakkan program Keluarga Berencana. Dengan begitu, laju pertumbuhan penduduk bisa ditekan sehingga pemenuhan fasilitas dan utilitas bisa merata dan tepat sasaran.
DAFTAR PUSTAKA
http://didityp.blogspot.com/2009/04/multiregional-dan-perluasan-model.html



Tidak ada komentar:

Posting Komentar