IDENTIFIKASI DATA DAN ANALISIS PROYEKSI PENDUDUK
METODE KELOMPOK “COHORT”
Disusun oleh:
Ririn
Putri Kusuma (3615100088)
Bayu
Samudra D
(3615100098)
Naufal
Pesdo A (3615100113)
Ayu
Annisa Annasihatul Ainaqo (3615100118)
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2015
2015
BAB
1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam hal
perencanaan di suatu daerah terkait aspek kependudukan hendaknya mampu memproyeksikan jumlah
penduduk di masa yang akan datang, seperti memperkirakan
jumlah kelahiran, kematian, dan pergerakan
penduduk di
suatu daerah. Data-data kelahiran, kematian,
dan pergerakan penduduk
sangat di perlukan untuk kepentingan evaluasi terhadap program-program kebijakan pemerintah
serta proyeksi penduduk guna untuk merancang suatu pembangunan. Sehingga dapat
menghitung proyeksi jumlah penduduk di masa
yang akan datang dan dapat melakukan
pertimbangan pembangunan dengan cara menghitung proyeksi metode cohort karena data yang terolah dengan metode proyeksi
ini bisa dijadikan pertimbangan untuk mengembangkan suatu pembangunan.
Metode proyeksi penduduk dapat digunakan dalam
hal perencanaan. Dalam hal perhitungan jumlah penduduk, salah satu proyeksi yang digunakan adalah proyeksi metode cohort. Metode
proyeksi cohort ini menunjukan keadaan fertilitas,
mortalitas, dan migrasi di masa yang akan datang. Proyeksi
penduduk erat kaitannya dengan penyediaan fasilitas dan utilitas. Perencana harus mampu membuat
proyeksi penduduk dengan data kependudukan yang lengkap sehingga akan dapat mengetahui seberapa besar penambahan
berbagai fasilitas dan utilitas yang harus dilakukan. Metode cohort ini dapat digunakan untuk memperkirakan jumlah penduduk di masa yang akan datang, lima tahun bahkan hingga sepuluh tahun kedepan.
1.2 Rumusan
Masalah
1.
Apa yang dimaksud proyeksi penduduk
dengan metode cohort ?
2.
Bagaimana cara memproyeksikan jumlah
penduduk dengan metode cohort ?
3. Apa
kelebihan dan kekurangan dari proyeksi jumlah penduduk dengan metode cohort ?
1.3 Tujuan
1.
Mengetahui apa yang dimaksud proyeksi
penduduk dengan metode cohort.
2.
Mengetahui cara memproyeksikan jumlah
penduduk dengan metode cohort.
3. Mengetahui
kelebihan dan kekurangan proyeksi jumlah penduduk dengan metode cohort.
1.4 Manfaat
1.
Bagi
mahasiswa, mampu memahami konsep metode kelompok “cohort” sebagai salah satu
metode untuk memproyeksikan jumlah penduduk.
2.
Dengan
memahami konsep ini, dapat membantu memberi masukan kepada pemerintah dalam mengambil
kebijakan terkait masalah kependudukan.
1.5 Sistematika
penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan dan menjelaskan tentang
latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, dan
sistematika penulisan.
BAB II PEMBAHASAN
Bab ini menguraikan dan menjelaskan
tentang identifikasi data, proyeksi penduduk, konsep metode kelompok (cohort),
contoh aplikasi metode cohort,
kelebihan dan kekurangan metode cohort.
BAB III PENUTUP
Bab ini menguraikan tentang kesimpulan dan saran.
BAB
1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam hal
perencanaan di suatu daerah terkait aspek kependudukan hendaknya mampu memproyeksikan jumlah
penduduk di masa yang akan datang, seperti memperkirakan
jumlah kelahiran, kematian, dan pergerakan
penduduk di
suatu daerah. Data-data kelahiran, kematian,
dan pergerakan penduduk
sangat di perlukan untuk kepentingan evaluasi terhadap program-program kebijakan pemerintah
serta proyeksi penduduk guna untuk merancang suatu pembangunan. Sehingga dapat
menghitung proyeksi jumlah penduduk di masa
yang akan datang dan dapat melakukan
pertimbangan pembangunan dengan cara menghitung proyeksi metode cohort karena data yang terolah dengan metode proyeksi
ini bisa dijadikan pertimbangan untuk mengembangkan suatu pembangunan.
Metode proyeksi penduduk dapat digunakan dalam
hal perencanaan. Dalam hal perhitungan jumlah penduduk, salah satu proyeksi yang digunakan adalah proyeksi metode cohort. Metode
proyeksi cohort ini menunjukan keadaan fertilitas,
mortalitas, dan migrasi di masa yang akan datang. Proyeksi
penduduk erat kaitannya dengan penyediaan fasilitas dan utilitas. Perencana harus mampu membuat
proyeksi penduduk dengan data kependudukan yang lengkap sehingga akan dapat mengetahui seberapa besar penambahan
berbagai fasilitas dan utilitas yang harus dilakukan. Metode cohort ini dapat digunakan untuk memperkirakan jumlah penduduk di masa yang akan datang, lima tahun bahkan hingga sepuluh tahun kedepan.
1.2 Rumusan
Masalah
1.
Apa yang dimaksud proyeksi penduduk
dengan metode cohort ?
2.
Bagaimana cara memproyeksikan jumlah
penduduk dengan metode cohort ?
3. Apa
kelebihan dan kekurangan dari proyeksi jumlah penduduk dengan metode cohort ?
1.3 Tujuan
1.
Mengetahui apa yang dimaksud proyeksi
penduduk dengan metode cohort.
2.
Mengetahui cara memproyeksikan jumlah
penduduk dengan metode cohort.
3. Mengetahui
kelebihan dan kekurangan proyeksi jumlah penduduk dengan metode cohort.
1.4 Manfaat
1.
Bagi
mahasiswa, mampu memahami konsep metode kelompok “cohort” sebagai salah satu
metode untuk memproyeksikan jumlah penduduk.
2.
Dengan
memahami konsep ini, dapat membantu memberi masukan kepada pemerintah dalam mengambil
kebijakan terkait masalah kependudukan.
1.5 Sistematika
penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan dan menjelaskan tentang
latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, dan
sistematika penulisan.
BAB II PEMBAHASAN
Bab ini menguraikan dan menjelaskan
tentang identifikasi data, proyeksi penduduk, konsep metode kelompok (cohort),
contoh aplikasi metode cohort,
kelebihan dan kekurangan metode cohort.
BAB III PENUTUP
Bab ini menguraikan tentang kesimpulan dan saran.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Identifikasi Data
2.1.1
Pencatatan Data Penduduk
Penduduk
merupakan aspek utama perencanaan suatu pembangunan dimana perencanaan disusun
oleh penduduk dan untuk penduduk. Pengertian mengenai penduduk lebih di
tekankan pada komposisi penduduk. Pengertian ini mempunyai arti yang sangat
luas, tidak hanya meliputi pengertian umur, jenis kelamin, dan lainnya, tetapi
juga klasifikasi tenaga kerja, tingkat pendidikan, agama, ciri sosial, dan
angka statistik lainnya yang menyatakan distribusi frekuensi.
Untuk
mengetahui tingkah laku dan perkembangan penduduk di suatu wilayah, dapat
dilakukan pencatatan dari waktu ke waktu. Hal tersebut merupakan bagian pokok
dalam perencanaan. Selain jumlahnya yang terus
berkembang, penduduk juga melakukan pergerakan dari satu tempat ke
tempat lainnya yang sifatnya tetap atau sementara.
a.
Jumlah
Penduduk
Jumlah penduduk merupakan pencatatan jumlah penduduk dari waktu ke waktu
yang akan memberi keterangan mengenai perkembangan jumlah penduduk setiap
periode waktu yang digunakan.
1.
Data
Jumlah Penduduk Kecamatan Rungkut
Kecamatan Rungkut dengan luas wilayah ±2,101 hektar ,hingga Desember tahun 2013
mempunyai jumlah penduduk ±108.076 jiwa yang tersebar di 6 (enam) Kelurahan. Jumlah
penduduk tertinggi dari tahun 2011 sampai 2013 yaitu di kelurahan Kali Rungkut,
sedangakan jumlah penduduk terendah ada di kelurahan Rungkut Kidul. Berikut ini merupakan jumlah penduduk tiap tahunnya disetiap kelurahan di Kecamatan Rungkut.
Tabel 1. Jumlah Penduduk Kecamatan
Rungkut tiap
Kelurahan
Tahun 2011-2013
No
|
Kelurahan
|
2011
|
2012
|
2013
|
1
|
Rungkut Kidul
|
12.891
|
12.989
|
13.565
|
2
|
MedokanAyu
|
18.485
|
18.761
|
20.664
|
3
|
Wonorejo
|
13.611
|
13.771
|
14.680
|
4
|
Penjaringan Sari
|
17.210
|
17.468
|
18.293
|
5
|
KedungBaruk
|
15.760
|
15.850
|
16.511
|
6
|
Kali
Rungkut
|
23.171
|
23.357
|
24.363
|
Total
|
101.128
|
102.196
|
108.076
|
sumber : Kecamatan Rungkut dalam Angka, 2011-2013
b.
Komposisi
Penduduk
Komposisi penduduk adalah
penyusunan atau pengelompokan
penduduk berdasarkan kriteria tertentu. Adapun kriteria yang digunakan antara lain jenis
kelamin, usia, tingkat pendidikan, jenis
pekerjaan, dan agama.
1.
Jumlah
Penduduk Kecamatan Rungkut Menurut Jenis Kelamin
Komposisi penduduk berdasarkan jenis kelamin dilihat atas dasar proporsi jumlah penduduk laki-laki dan perempuan di Kecamatan Rungkut. Jumlah penduduk laki-laki dan perempuan di Kecamatan Rungkut relative berimbang dan
lebih banyak jumlah penduduk laki-laki dari pada penduduk perempuan selama 3 tahun berturut-turut.
Gambar
1.Diagram Jumlah Penduduk Kecamatan Rungkut Menurut Jenis Kelamin
Tahun
2011-2013
Sumber : Diolahdari DataKecamatanRungkutdalamAngka,
2014
Tabel 2. Jumlah Penduduk Kecamatan Rungkut Menurut Jenis Kelamin Tahun 2011-2013
Sumber
: Diolah dari
Data Kecamatan Rungkut dalam Angka,2011-2013
2.
Jumlah
Penduduk Kecamatan Rungkut Menurut Usia
Komposisi penduduk Kecamatan Rungkut berdasarkan usia di bagi menjadi 7
kelompok yaitu kelompok umur 0-5tahun, 6-9tahun, 10-17tahun, 18-25tahun, 26-40tahun, 41-59 tahun,dan 60+ tahun. Berikut ini merupakan table komposisi penduduk
Kecamatan Rungkut berdasarkan usia.
Tabel 3. Jumlah Penduduk Kecamatan Rungkut Menurut Usia Tahun 2011-2103
No
|
Kategori Usia
|
2011
|
2012
|
2013
|
1
|
0-5
|
5.897
|
6.319
|
6.607
|
2
|
6-9.
|
6.238
|
6.411
|
6.703
|
3
|
10-17
|
12.396
|
12.340
|
13.299
|
4
|
18-25
|
11.423
|
12.630
|
13.281
|
5
|
26-40
|
28.575
|
29.982
|
31.629
|
6
|
41-59
|
28.901
|
26.637
|
28.094
|
7
|
60+
|
7.728
|
8.075
|
8.463
|
Sumber
: Diolah dari
Data Kecamatan Rungkut dalam Angka,2011-2013
Dari tabel diatas, maka dapat dilihat bahwa jumlah penduduk
tertinggi berada pada usia 26-40
tahun (31.629 jiwa pada tahun 2013) yang merupakan usia produktif. Hal tersebut akan mendorong adanya pertumbuhan perekonomian di Kecamatan Rungkut. Sedangkan jumlah terendah
yaitu pada penduduk Kecamatan Rungkut pada usia 0-5 tahun
yang merupakan balita dan anak-anak. Hal ini menunjukkan cukup rendahnya kelahiran pada rentang usia 0-5 tahun.
3.
Jumlah
Penduduk Kecamatan Rungkut Menurut Jenis pekerjaan
Komposisi penduduk Kecamatan Rungkut berdasarkan
jenis pekerjaan terdiri atas 19 kelompok besar. Jumlah terbanyak merupakan penduduk Kecamatan
Rungkut yang bekerja sebagai pegawai swasta. Tingginya jumlah penduduk yang berprofesi sebagai pegawai swasta
ini tidak dapat dilepaskan dari kondisi Kecamatan Rungkut yang merupakan
kawasan industri.
Berikut
ini merupakan tabel jumlah penduduk kecamatan rungkut menurut jenis kelamin
Tabel 4. Jumlah Penduduk Kecamatan Rungkut Menurut Jenis Pekerjaan Tahun 2013
No
|
JenisPekerjaan
|
Laki-Laki
|
Perempuan
|
Jumlah
|
1
|
Pelajar/Mahasiswa
|
11.973
|
10.394
|
22.367
|
2
|
PegawaiSwasta
|
23.376
|
10.562
|
33.940
|
3
|
Pegawai NegeriSipil
|
1.823
|
1.209
|
3.032
|
4
|
Jasa
|
556
|
125
|
681
|
5
|
TNI/POLRI
|
319
|
26
|
345
|
6
|
Wiraswasta
|
2.217
|
1.961
|
4.178
|
17
|
TenagaKesehatan
|
164
|
304
|
468
|
8
|
TenagaPengajar
|
649
|
1.012
|
1.661
|
9
|
Keagamaan
|
28
|
8
|
35
|
10
|
MengurusRumahTangga
|
30
|
16.713
|
16.743
|
11
|
Belum/TidakBekerja
|
9.600
|
8.870
|
18.470
|
12
|
Pensiunan
|
995
|
393
|
1.388
|
19
|
PekerjaanLain
|
165
|
99
|
264
|
Jumlah
|
51.897
|
51.676
|
103.573
|
Sumber
: Diolah dari
Data Kecamatan Rungkut dalam Angka Tahun 2014
4.
Jumlah
Penduduk Kecamatan Rungkut Menurut Agama
Komposisi penduduk Kecamatan
Rungkut berdasarkan agama dibagi menjadi 6 (enam) yaitu Islam, Protestan,
Katolik, Hindu, Budha, dan lainnya. Mayoritas penduduk kecamatan rungkut
beragama Islam yaitu sebesar 79,31%.
Gambar 2.Diagram Jumlah Penduduk Kecamatan Rungkut Menurut Agama Tahun 2013
Tabel 5. Penduduk Kecamatan Rungkut Menurut Agama Tahun 2011-2013
No
|
Agama
|
2011
|
2012
|
2013
|
1
|
Islam
|
79.668
|
80.598
|
85.714
|
2
|
Protestan
|
12.224
|
12.319
|
12.772
|
3
|
Katolik
|
7.538
|
7.563
|
7.825
|
4
|
Hindu
|
537
|
542
|
548
|
5
|
Budha
|
1.151
|
1.152
|
1199
|
6.
|
Lainnya
|
10
|
20
|
18
|
Sumber
: Diolah dari
Data Kecamatan Rungkut dalam Angka,2011-2013
c.
Kelahiran,
Kematian, dan Pergerakan Penduduk
1.
Data
Pertumbuhan Penduduk Kecamatan Rungkut
Pertumbuhan jumlah penduduk di Kecamatan Rungkut didominasi oleh tingginya jumlah penduduk yang pindah ke Kecamatan Rungkut,utamanya padatahun 2013 (4.885jiwa). Sedangkan jumlah kelahiran meningkat drastic pada tahun 2012 (1.500jiwa).
Tabel 6. Data Fertilitas, Mortalitas, dan Mobilitas Penduduk
Kecamatan Rungkut Tahun 2011-2013
No
|
Keterangan
|
2011
|
2012
|
2013
|
1
|
Lahir
|
705
|
1.500
|
1.771
|
2
|
Mati
|
211
|
306
|
587
|
3
|
Pindah
|
196
|
1.044
|
2.261
|
4
|
Datang
|
392
|
2.094
|
4.885
|
Sumber : Kecamatan Rungkut dalam Angka Tahun 2011-2013
Gambar 3 .Diagram Fertilitas, Mortalitas, dan Mobilitas Penduduk Kecamatan Rungkut Tahun 2011- 2013
|
|
Sumber : Kecamatan Rungkut dalam Angka Tahun 2011-2013
d.
Persebaran
Penduduk
Persebaran penduduk
mempengaruhi kepadatan penduduk disuatu wilayah. Kepadatan penduduk merupakan
perbandingan luas lahan yang di tempati dengan jumlah penduduk yang tinggal.
Tingkat kepadatan ini di pengaruhi oleh luas wilayah Kecamatan Rungkut sebesar
21.02 Km2 dengan jumlah penduduk sebanyak 108.076 jiwa.
Kepadatan penduduk menurut RTRW Surabaya dibagi
menjadi 3 klasifikasi, yaitu :
· Kepadatantinggi(18.400-26.200jiwa/km2)
· Sedang (10.500-18.400jiwa/km2)dan
· Rendah (2.600-10.500jiwa/km2)
Kepadatan penduduk
di
Kecamatan Rungkut dibagi menjadi 2 klasifikasi, kepadatan sedang berada pada Kelurahan
Kedung Baruk, sedangkan yang paling rendah berada di Kelurahan Wonorejo, Kelurahan Rungkut Kidul, Kelurahan Medokan Ayu, Kelurahan Penjaringan
Sari dan Kelurahan Kalirungkut. Kondisi ini dikarenakan pada Kelurahan Kedung Baruk penggunaan lahannya untuk kegiatan industri cukup
besar.
Berdasarkan
data yang didapatkan dari kantor Badan Pusat Statistik kota Surabaya, kepadatan
penduduk dari tahun 2011 hingga 2013 adalah sebagai berikut.
Tabel 7. Kepadatan Penduduk Kecamatan Rungkut Per kelurahan Tahun 2011-2103
No
|
Kelurahan
|
Luas Wilayah (km2)
|
2011
|
2012
|
2013
|
1
|
RungkutKidul
|
1,37km2
|
9.409
|
9.481
|
9.901
|
2
|
MedokanAyu
|
7,23km2
|
2.557
|
2.595
|
2.858
|
3
|
Wonorejo
|
6,48km2
|
2.100
|
2.125
|
2.265
|
4
|
Penjaringan Sari
|
1,81km2
|
9.525
|
9.651
|
10.107
|
5
|
KedungBaruk
|
1,55km2
|
10.168
|
10.226
|
10.652
|
6
|
Kali Rungkut
|
2,58km2
|
8.981
|
9.053
|
9.443
|
Total
|
21,02km2
|
7.123
|
7.128
|
7,539
|
Sumber : Kecamatan Rungkut dalam Angka Tahun 2011-2013
Gambar 4. Diagram Kepadatan Penduduk Kecamatan Rungkut Tahun 2011-2013
Sumber : Kecamatan Rungkut dalam Angka Tahun 2011-2013
1.1.2
Taksiran
Jumlah Penduduk
Penduduk sebagai subyek
dan sekaligus obyek perencanaan merupakan bagian dari faktor sosial yang
selalu berubah jumlahnya. Perencanaan
yang disusun untuk penduduk, tidak dapat lepas
dari perkiraan perkembangan
penduduk di masa yang akan datang. Namun demikian, perencanaan merupakan
usaha merubah atau mempengaruhi satu atau beberapa faktor sistem kegiatan
masyarakat. Usaha ini disebut
kebijaksanaan kependudukan. Kebijaksanaan
kependudukan yang kita anut sekarang untuk
mengendalikan perkembangan jumlah penduduk adalah melalui (1) keluarga
berencana dan (2) pemencaran penduduk (transmigrasi).
2.2
Proyeksi Penduduk
Proyeksi penduduk
merupakan perhitungan jumlah penduduk di masa yang akan datang berdasarkan arah
perkembangan fertilitas, mortalitas dan migrasi. Data penduduk di Indonesia
yang dipercaya untuk keperluan proyeksi
berasal dari sensus penduduk yang diselenggarakan pada tahun 0 dan
survey antar sensus yang disenggarakan pada tahun berakhiran 5. Hasil proyeksi
penduduk nantinya akan digunakan sebagai pertimbangan dalam perencanaan
penyediaan pangan, fasilitas kesehatan, fasilitas perumahan, fasilitas
pendidikan dan sebagainya.
2.3 Metode
Kelompok (Cohort)
Metode Kelompok atau Cohort merupakan salah satu metode yang dapat
digunakan untuk memproyeksikan jumlah penduduk masa yang akan datang. Metode
Cohort mengacu pada perubahan-perubahan komponen penduduk (yaitu fertilitas,
mortalitas dan migrasi) secara terpisah. Metode ini merupakan cara untuk
memproyeksikan jumlah penduduk pada waktu yang akan datang dalam jangka waktu
kurang atau lebih dari lima tahun dan mencakup determinan-determinan
pertumbuhan penduduk. Penduduk secara keseluruhan dibagi kedalam beberapa
kohor/kelompok umur. Interval (k) dari kohor ini umumnya dalam satu tahunan
(0-1, 1-2, 2-3 dst), lima tahunan (0-4, 5-9, 10-14 dst), atau 10 tahunan (0-9,
10-19, 20-29).
Selanjutnya, kohor dibagi lagi berdasarkan jenis kelamin dan etnis.
Proyeksi dengan metode Cohort melibatkan asumsi-asumsi fertilitas,
mortalitas, dan migrasi untuk menghasilkan proyeksi jumlah penduduk dengan
mempertimbangkan karakteristik tertentu, salah satunya yaitu kelompok usia dan
jenis kelamin sehingga total jumlah penduduk yang diperoleh juga dengan
mempertimbangkan kelompok-kelompok tersebut.
Berikut ini merupakan konsep dasar
metode cohort:
P = P0 + (B – D) + (Mi –Mo)
Keterangan:
¡ P
: jumlah penduduk
¡ P0
: jumlah penduduk tahun awal
¡ B – D : pertumbuhan alamiah (kelahiran – kematian)
¡ Mi – Mo : migrasi netto (migrasi masuk – migrasi keluar)
Ada beberapa perhitungan dalam metode cohort,
diantaranya:
a.
Mortalitas-Tingkat Survival
Mortalitas dihitung dalam model
sebagai jumlah penduduk dalam kohor tertentu n-k pada tahun t-k, yang bertahan
hidup ke kohor berikutnya (n) pada tahun t.
Keterangan:
n-kSRVk
= tingkat bertahan hidup (survival)
n-kPk(1-k) = penduduk dari
kohor n-k pada tahun t-k
b.
Kelahiran Tingkat Fertilitas
Fertilitas adalah jumlah bayi yang
dilahirkan wanita usia subur (biasanya antara 15-44 tahun). Tingkat fertilitas
diberikan melalui persamaan berikut:
Keterangan:
xFERk
= tingkat
fertilitas wanita dalam kohor n dari interval k
xBIRk = jumlah kelahiran oleh wanita pada
kohor n
xPfk(i) = jumlah wanita dalam kohor n
Tingkat fertilitas yang diperoleh
dari rumus diatas dapat digunakan untuk menghitung jumlah kelahiran dalam
interval waktu yang sama sesuai dengan ukuran kohor. Misalnya, jika ukuran
kohor adalah lima tahunan (0-4, 5-9, 10-14), maka proyeksi dapat dilakukan
untuk interval lima tahunan (2005, 2010, 2015). Selanjutnya,
jika wanita-wanita pada kohor umur tertentu tidak memiliki kelahiran, maka
untuk keakuratan perhitungan, tingkat fertilitas perlu disesuaikan. Tingkat
fertilitas yang disesuaikan adalah rata-rata dari dua tingkat fertilitas yang
berurutan.
c.
Migrasi bersih (Net Migration).
Migrasi bersih adalah perbedaan antara jumlah penduduk
yang masuk dengan jumlah penduduk yang keluar dari suatu daerah, dengan
persamaan:
2.4 Proyeksi
Jumlah Penduduk Kecamatan Tambaksari
2.4.1 Data
Tabel 8. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Kecamatan
Tambaksari 2010-2014
Tahun
|
Laki-laki
|
Perempuan
|
Jumlah Penduduk
|
Persentase
|
2010
|
106.244
|
116.050
|
222.294
|
|
2011
|
115108
|
112.873
|
228.071
|
|
2012
|
117.923
|
115.573
|
233.496
|
|
2013
|
123.989
|
124.184
|
248.173
|
|
2014
|
128.625
|
128.475
|
257.100
|
|
Total
|
594.979
|
597.155
|
1.189.134
|
Sumber : Dinas Pendaftaran Penduduk dan
Pencatatan Sipil Kota Surabaya
Tabel 9.Jumlah Fertilitas, Mortalitas, dan Mobilitas Penduduk Kecamatan
Tambaksari 2010-2014
Tahun
|
Lahir
|
Mati
|
Datang
|
Pindah
|
2010
|
1730
|
910
|
4096
|
2322
|
2011
|
3061
|
1030
|
3441
|
835
|
2012
|
3134
|
1156
|
6625
|
1321
|
2013
|
3729
|
1280
|
4478
|
1373
|
2014
|
3469
|
2225
|
2612
|
1336
|
Total
|
15123
|
6601
|
21252
|
7187
|
Sumber : Dinas Pendaftaran Penduduk dan
Pencatatan Sipil Kota Surabaya
2.4.2
Proyeksi Jumlah Penduduk Kecamatan Tambaksari Tahun 2015 (jangka 1 tahun)
· Perkiraan jumlah penduduk tahun
2011
P = 222.294 + (1.730 - 910) + (4.096 - 2.322)
=
222.294 + 820 + 1.774
=224.888
· Perkiraan jumlah penduduk tahun 2012
P = 228.071 + (3.061 - 1.030) + (3.441 - 835)
=228.071 + 2.031 + 2.606
=232.708
· Perkiraan jumlah penduduk tahun 2013
P = 233.496
+ (3.134 - 1.156) + (6.625 - 1.321)
=
233.496 + 1.978 + 5.304
=
240.778
· Perkiraan jumlah penduduk tahun 2014
P = 248.173 + (3.729 - 1.280) + (4.478 - 1.373)
=
248.173 + 2.449 + 3.105
=
253.727
·
Perkiraan jumlah penduduk tahun 2015
P = 257.100 + (3.469 - 2.225) +
(2.612 - 1.336)
= 257.100 + 1.244 + 1.276
= 259.620
Dapat
di simpulkan bahwa proyeksi jumlah penduduk dari tahun 2014 ke tahun 2015
bertambah 2520 penduduk , yaitu dari 257.100 ke 259.620 atau meningkat 1,1%.
Gambar 5. Perbandingan
jumlah penduduk Kecamatan Tambaksari berdasarkan data BPS dan hasil proyeksi
2.4.3
Proyeksi
Jumlah Penduduk Kecamatan Tambaksari Tahun 2019 (jangka 5 tahun)
· Perkiraan jumlah penduduk
tahun 2019
P =
257.100 + (15.123 – 6.601) + (21.251 – 7.187)
=
257.100 + 8.522 + 14.065
=
279.687
Dapat
di simpulkan bahwa proyeksi jumlah penduduk dari tahun 2014 ke tahun 2019
bertambah 22.587 penduduk , yaitu dari 257.100 ke 279.687 atau meningkat 9,4%.
2.5 Kelebihan
dan Kekurangan Proyeksi Penduduk Metode Cohort
2.5.1
Kelebihan
a.
Ada asumsi-asumsi kelahiran, kematian dan migrasi
Pengelompokan
penduduk berdasarkan komponen-komponen penduduk (Kelahiran, Kematian, dan Migrasi)
yang mempengaruhi perubahan penduduk, seperti kelompok umur dan jenis kelamin akan membantu untuk
membangun pemahaman yang lebih baik mengenai dinamika penduduk di suatu daerah. Karena data yang dibutuhkan lebih spesifik dan lengkap,
maka akan semakin terperinci informasi yang dapat digunakan dalam analisis.
Jika terjadi perubahan pada
tingkat
kelahiran, kematian, dan migrasi,
dengan
menggunakan metode cohort akan lebih memudahkan perhitungan dengan adanya data tentang kelahiran,
kematian, dan migrasi.
b.
Rasionalitas lebih tinggi
Metode
proyeksi cohort ini melibatkan komponen-komponen yang
lebih terperinci misalnya kelompok umur,
gender dan etnis. Halini akan menghasilkan perhitungan yang lebih rasional
karena komponen-komponen data yang digunakan lebih terperinci sehingga tingkat kebenaran dari hasil metode proyeksi ini lebih
tinggi.
2.5.2
Kekurangan
a.
Memerlukan
waktu pemroyeksian cukup lama.
Dalam
melakukan perkiraan jumlah penduduk dengan metode cohort diperlukan waktu
pemroyeksian yang cukup lama karena data yang diperlukan sangat banyak dan
spesifik. Apalagi proyeksi penduduk jangka waktu lebih dari lima tahun. Data
yang dibutuhkan sangat banyak dan memerlukan waktu pengumpulan data yang lama.
Oleh karena itu, waktu yang diperlukan untuk proyeksi penduduk dengan metode
ini cukup lama dibandingkan dengan model yang lain.
b.
Pengolahan data
lebih rumit.
Dalam metode proyeksi cohort ini, aspek yang
diperhitungkan sangat detail, meliputi angka kelahiran, kematian, migrasi,
jumlah penduduk menurut jenis kelamin, umur, dan sebagainya. Apabila angka
jumlah penduduk sangat besar, maka perhitungan datanya akan semakin sulit. Hal
tersebut mengakibatkan sulitnya proyeksi penduduk dengan metode cohort ini.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Metode
kelompok (cohort) merupakan salah satu metode proyeksi penduduk yang digunakan
untuk memperkirakan penduduk di masa yang akan datang. Metode proyeksi ini
merupakan salah satu cara untuk memproyesikan jumlah penduduk dalam jangka
waktu satu tahun, lima tahun, atau 10 tahun mendatang. Metode kelompok (cohort)
mengacu pada perubahan-perubahan komponen penduduk berdasarkan Fertilitas,
Mortalitas, dan Mobilitas. Berdasarkan analisis proyeksi kependudukan model
kelompok cohort didapat data yang tertera diatas. Dari kedua data antara data
bps dan data hasil proyeksi dapat diambil kesimpulan bahwa hasil perkiraan yang
diperoleh dengan metode kelompok cohort tidak beda jauh dari data BPS.
3.2 Saran
Jumlah
penduduk pada tahun 2010
sampai 2013 semakin bertambah setelah dilakukan proyeksi dengan menggunakan metode kelompok cohort, sehingga
memungkinkan jumlah penduduk semakin bertambah pada tahun-tahun berikutnya.
Jika jumlah penduduk semakin bertambah maka lahan yang dibutuhkan sebagai
kawasan perumahan dan permukiman juga akan bertambah. Oleh karena itu
dibutuhkan berbagai upaya untuk memenuhi kebutuhan lahan tersebut, salah
satunya dengan dilakukannya pembangunan hunian vertikal. Pertambahan penduduk
tidak hanya menyangkut kebutuhan permukiman yang harus terpenuhi untuk
penduduk, tetapi juga terkait penyediaan fasilitas dan utilitas pendukung
kehidupan bermasyarakat misalnya fasilitas kesehatan, fasilitas pendidikan, dan
fasilitas kesempatan kerja sesuai dengan perkiraan jumlah penduduk dari
proyeksi yang telah dilakukan. Jadi penyediaan fasilitas dan utilitas berkaitan
erat dengan jumlah penduduk untuk pemenuhan
fasilitas dan utilitas yang tepat sasaran. Selain itu, jumlah penduduk yang terus meningkat harus
diatasi untuk menekan laju pertumbuhan penduduk, salah satunya yaitu dengan
menggalakkan program Keluarga Berencana. Dengan begitu, laju pertumbuhan
penduduk bisa ditekan sehingga pemenuhan fasilitas dan utilitas bisa merata dan
tepat sasaran.
DAFTAR PUSTAKA
http://didityp.blogspot.com/2009/04/multiregional-dan-perluasan-model.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar