PROFIL KOTA BATAM
Kota Batam merupakan salah satu kota yang terletak di
Provinsi Kepulauan Riau. Secara geografis, Kota Batam memilki letak yang
strategis yaitu di jalur pelayaran dunia internasional. Berdasarkan Peraturan
Daerah Nomor 2 Tahun 2004 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Batam Tahun
2004-2014, Kota Batam terletak antara : 0o 25' 29″ LU – 1o
15'00″ LU dan 103o 34' 35″ BT – 104o 26'04″BT. Kota Batam
memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut;
Utara : Selat Singapura
Selatan : Kecamatan Senayang
Timur : Kecamatan Bintan Utara
Barat : Kecamatan Karimun dan Moro,
Kabupaten Karimun
Gambar 1. Kota
Batam
Sumber: Kota Batam Dalam Angka, 2016
Kota Batam terdiri dari pulau-pulau
yang tersebar, yang merupakan sisa-sisa erosi atau penyusutan dari daratan pra
tersier yang membentang dari Semenanjung Malaysia/Pulau Singapore di bagian
utara sampai dengan pulau-pulau Moro dan Kundur serta Karimun di bagian
selatan.
Ditinjau
dari geologinya, permukaan tanah di Kota Batam pada umumnya tergolong datar,
dengan variasi berbukit-bukit yang berketinggian maksimal 160 m diatas
permukaan air laut. Sungai- sungai kecil banyak mengalir dengan aliran pelan dan
dikelilingi hutan-hutan serta semak belukar yang lebat.Sementara jika ditinjau
dari klimatologinya, Batam memiliki iklim tropis dengan suhu minimum 22,3oC-24,5oC
dan suhu maksimum 26,8oC-28,7oC, tekanan udara antara
1.010,0 mb-1.012,9 mb, serta kelembaban udara rata-rata antara 77-84 %.
Gambaran Konstelasi Wilayah Dalam
Lingkup Wilayah yang Lebih Luas
Kota
Batam memilki letak yang strategis yaitu di jalur pelayaran dunia
internasional. Hal ini menjadikan keberadaan
Kota Batam sebagai kawasan zona perdagangan bebas atau free trade zone (FTZ). Sejak
tahun 1971, pemerintah mengeluarkan Keputusan Presiden Nomor 74 Tahun 1971
mengenai pengembangan Kota Batam menjadi daerah industri. Letaknya yang
berdekatan dengan Singapura dan Malaysia, membuat Kota Batam bertransformasi
menjadi kota berbasis logistik. Hal ini membuat Kota Batam dilirik dalam hal
pengembangan industri.
Berdasarkan Keputusan Presiden (Kepres) No 41
Tahun 1973, pemerintah membentuk Badan Pengusahaan (BP) Batam dalam rangka
membantu mengembangkan fasilitas internasional untuk membuat Kota Batam dapat
bersaing dengan kawasan serupa di Asia Pasifik. Untuk mewujudkan Kota Batam
sebagai kawasan investasi berdaya saing di Asia Tenggara tersebut, Badan
Pengusahaan (BP) Batam melakukan pembangunan berbagai infrastuktur mulai dari
pengembangan bandara, pelabuhan, sampai pembangunan jalan tol dan flyover.
Pemerintah
Kota Batam berupaya mengembangkan Kota Batam sebagai Bandar Modern berskala
internasional sebagai kawasan investasi dilengkapi dengan fasilitas pusat
perdagangan, kawasan industri besar, menengah kecil, koperasi, usaha rumah
tangga, industri pariwisata, pusat perbelanjaan dan kuliner, hiburan,
pengelolaan sumberdaya kelautan melalui kerjasama dengan pengelola kawasan dan
pemangku kepentingan pembangunan lainnya.
Dengan letaknya yang strategis di jalur
lintasan kapal terpadat di dunia, Kota Batam menjadi daerah industri terkemuka
di tanah air. Ini dibuktikan dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi dan
bertambahnya investasi yang masuk ke Batam. Dengan iklim investasi yang
kondusif, maka tidak disangkal lagi apabila Batam menjadi salah satu tujuan
investasi yang telah berhasil menarik ratusan perusahaan (industri) asing
maupun domestik.
Kemajuan yang sangat pesat, khususnya di bidang
ekonomi telah menjadikan Kota Batam sebagai salah satu wilayah andalan bagi
pemacu pertumbuhan ekonomi, tidak saja bagi Kota Batam, namun juga bagi
nasional. Pembangunan yang tumbuh pesat tersebut tidak terlepas dari posisi
strategis dan adanya arah serta kebijakan yang tepat, yaitu meletakkan
prioritas utama pembangunan pada sektor industri, perdagangan dan jasa,
pariwisata, dan alih kapal melalui penyediaan infrastruktur yang
berkesinambungan
Fungsi Kota Batam sebagai sebagai pusat pelayanan strategis, tumbuh dan
berkembang didukung oleh keberadaan infrastruktur utama dan pendukung yang
mampu menunjang pertumbuhan ekonomi nasional.
Fungsi Utama dan Pendukung yang
Diarahkan
Pengembangan
kegiatan yang sesuai dengan wilayah Kota Batam yaitu sektor industri, perdagangan, dan pariwisata. Hal ini berhubungan dengan letak
fisik Kota Batam yang berada di daerah perdagangan internasional. Oleh karena
itu, arahan kegiatan-kegiatan yang dikembangkan yaitu sesuai dengan arah
kecenderungan pengembangannya.
Dalam bidang industri, industri yang
dikembangkan di Kota Batam terbagi menjadi dua, yaitu industri berat dan
industri ringan. Industri
berat didominasi oleh industri galangan kapal, industri fabrikasi, industri
baja, industri logam dan lainnya. Sedangkan industri ringan meliputi industri
manufacturing, industri elektronika, industri garment, industri plastik dan
lainnya. Contoh industri berat yang dikembangkan di Kota Batam yaitu Kabil Industrial Park, Seafront Industrial City, dan Sekupang Makmur Abadi. Sedangkan industri kecil antara lain; Batamindo
Invesment Cakrawala, Batu Ampar Industrial Park, Batu Merah Industrial Complex,
Bintang Industrial Park I, Bintang Industrial Park II, Cammo Industrial Park, Citra
Buana Industrial I, Citra Buana Centre Park II, Citra Buana Centre Park III,
dan sebagainya.
Sementara dalam bidang pariwisata, pemerintah
dan pengembang Kota Batam membangun berbagai fasilitas yang menunjang
berkembangnya sektor pariwisata yang ada di Kota Batam. Pariwisata unggulan
yang dikembangkan di Kota Batam ada tiga jenis, yaitu tempat penginapan
unggulan, wisata belanja, serta wisata bahari, alam dan jelajah. Contoh
penginapan unggulan yang ada di Kota Batam yaitu Harris
Hotel, Mercure Hotel, Amaris Hotel,
Nagoya Hill Hotel, Novotel Hotel, Pacific Palace Hotel, dan lain-lain.
Kemudian wisata belanja antara lain Mega Mall Batam
Centre, Batam City Square (BCS) Mall, Nagoya Hill Shopping Mall, Lucky Plaza
(Pusat penjualan HP), My Mart (Pusat penjualan Komputer), DC Mall, Kepri Mall,
dan sebagainya. Sementara tempat wisata bahari, alam dan jelajah antara lain; Mega Wisata Ocarina, Pantai Nongsa, Pantai Melur (di Pulau Galang melalui
Jl. Trans Barelang), Golden Prawn Bengkong, Pantai Sekilak, Marina City, dan
lain-lain.
Dalam bidang perdagangan, Batam yang berdekatan dan bahkan bertetangga
dengan negara lain melakukan aktivitas perdagangan melalui kegiatan ekspor.
Berdasarkan data BPS, sebagian besar kegiatan ekspor di Kota Batam pada tahun 2015 dilakukan melalui pelabuhan Batu Ampar yaitu
dengan nilai USD 3.278.222.927 diikuti
pelabuhan Sekupang sebesar USD 2.342.210.560, dengan yang terbesar nilainya
yaitu negara Singapura, Australia, dan Spanyol.
Pengembangan kegiatan yang ada di Kota Batam tersebut didasari oleh
pengembangan struktur ruang yang ada. Untuk mewujudkan tumbuh berkembangnya
berbagai kegiatan industri, perdagangan jasa dan pariwisata yang ada, dilakukan
pemerataan pembangunan melalui
penyebaran pusat dan sub pusat pelayanan kota dengan pola multiple nucley, sehingga
seluruh bagian Kota Batam dapat terlayani; serta menciptakan interaksi yang
kuat antara pusat dan sub pusat pelayanan kota melalui pengaturan sistim
jaringan transportasi. Untuk menunjang peningkatan kegiatan industri dan
pariwisata tersebut, pemerintah Kota Batam melakukan pembangunan berbagai
infrastuktur mulai dari pengembangan bandara, pelabuhan, sampai pembangunan
jalan tol dan flyover.
Rona Kondisi Eksisting yang
ada : gambaran singkat demografi, ekonomi, sosial budaya, sarana-prasarana, dan
aspek lain yang relevan dan urgen untuk ditampilkan
a.
Demografi
Program
kependudukan di Kota Batam meliputi pengendalian kelahiran, penurunan tingkat
kematian bayi dan anak, perpanjangan usia harapan hidup, penyebaran penduduk
yang seimbang serta pengembangan potensi penduduk sebagai modal pembangunan
yang terus ditingkatkan.
Sejak
Pulau Batam dikembangkan oleh pemerintah menjadi daerah industri, perdagangan,
alih kapal, dan pariwisata, serta dengan terbentuknya Kotamadya Batam pada
tanggal 24 Desember 1983, laju pertumbuhan peduduk terus mengalami peningkatan
dimana dari hasil sensus penduduk rata-rata per tahun selama periode 2000-2010
laju pertumbuhan penduduk Batam
rata-rata sebesar 8,1 %.
Berdasarkan
hasil sensus penduduk tahun 2010, jumlah penduduk Kota Batam yaitu sebesar
944.285 jiwa yang terdiri atas 484.867 laki-laki dan 459.418 jiwa perempuan
dengan sex ratio 105,54. Jumlah penduduk tersebut tersebar di dua belas
kecamatan dan 64 kelurahan. Namun, penyebaran penduduk tidak merata, sehingga
mengakibatkan kepadatan penduduk yang bervariasi.
b.
Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi Kota Batam lebih tinggi
dibandingkan dengan laju pertumbuhan ekonomi nasional. Hal ini menjadikan Kota
Batam sebagai andalan bagi pemacu pertumbuhan ekonomi secara nasional maupun
bagi Provinsi Kepulauan Riau. Kota Batam dikembangkan oleh pemerintah
menjadi daerah industri, perdagangan, dan pariwisata. Letaknya yang strategis di jalur lintasan kapal terpadat di
dunia, menjadikan Kota Batam sebagai daerah industri terkemuka di tanah air.
Ini dibuktikan dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi dan bertambahnya
investasi yang masuk ke Batam. Dengan iklim investasi yang kondusif, maka tidak
disangkal lagi apabila Batam menjadi salah satu tujuan investasi yang telah
berhasil menarik ratusan perusahaan (industri) asing maupun domestik.
c.
Sosial
Budaya
Kota Batam letaknya sangat strategis yaitu pada jalur pelayaran international
dengan jarak kurang lebih 12,5 mil (20 km) dari Singapura. Berdasarkan letak kota yang strategis ini,
maka pemerintah mengembangkan Kota Batam ini sebagai Pusat
Pertumbuhan Ekonomi. Dari
segi sosial budaya, masyarakat Kota Batam mudah membaur dengan berbagai macam kebudayaan
(heterogen) dikarenakan Kota Batam juga dikenal dengan industrinya sehingga banyak pendatang. Disamping masyarakat Kota Batam yang
dapat mengenal budaya asing, para pendatang juga dapat mempelajari buadaya yang
berkembang di Kota Batam, yaitu budaya Melayu.
d.
Sarana
Prasarana
Pendidikan
merupakan salah satu aspek penting dalam rangka mencerdaskan bangsa, oleh sebab
itu berhasil atau tidaknya pembangunan suatu bangsa banyak dipengaruhi oleh
tingkat pendidikan penduduknya. Demikian pula dengan pembangunan yang ada di
Kota Batam. Untuk meningkatkan pendidikan yang ada, diperlukan sarana pendukung
pendidikan yang dapat mendorong tingkat kemajuan pendidikan tersebut, salah
satunya yaitu tersedianya sekolah. Berdasarkan data dari BPS, jumlah sarana
pendidikan di Kota Batam sudah mencukupi kebutuhan masyarakatnya.
Gambar
2. Jumlah
sekolah di Kota Batam
Sumber: Kota Batam Dalam Angka, 2016
Selain
pendidikan, pembangunan di bidang kesehatan juga diperlukan supaya semua lapisan masyarakat dapat memperoleh
pelayanan kesehatan secara mudah, merata dan murah. Tingkat kesehatan di Kota
Batam dapat dilihat dari ketersediaan sarana kesehatan yang tersedia.
Gambar 3. Sarana
Kesehatan di Kota Batam
Sumber: Kota Batam Dalam Angka, 2016
Gambaran Potensi dan Permasalahan
Wilayah
Status kawasan perdagangan bebas (FTZ) yang dimiliki oleh
Kota Batam, ditambah dengan lokasi kota yang dekat dengan Singapura dan
Malaysia menjadikan kota Batam sebagai daerah yang strategis bagi para
investor. Hal ini mendorong tingginya pertumbuhan industri, perdagangan, dan
pariwisata yang ada di Kota Batam, dimana berdampak pada pembangunan
infrastruktur di Kota Batam seperti transportasi darat dan laut yang akan
mengintegrasikan semua pusat kegiatan yang ada di Kota Batam.
Posisinya yang sangat dekat dengan negara
industri baru Singapura, membuat kota ini sangat berpotensi untuk menampung luapan
ekonomi dari negara yang sudah tergolong sangat maju tersebut. Apalagi
ditunjang oleh kondisi Kota Batam yang memiliki lahan yang cukup luas dan
kemudahan investasi yang diberikan. Kondisi demikian memicu negara Singapura
untuk merelokasikan aktivitas industrinya ke kota Batam.
Selain itu, Kota
Batam memiliki anugerah alam yang dikelilingi
oleh lautan dan pengunungan yang indah. Hal ini menambah nilai tambah Kota
Batam sebagai tujuan wisata alam antara lain pantai-pantai yang indah, surga
golf dari berbagai penjuru dunia dan kuliner makanan lautnya yang sangat khas.
Selain lokasi strategisnya yang mengakibatkan
Kota Batam memiliki banyak potensi, Kota Batam juga memiliki berbagai
permasalahan. Berdasarkan raperda RTRW Kota Batam 2011-2031, penggunaan lahan
untuk kawasan budidaya sangat mendominasi penggunaan lahan di Kota Batam,
terutama untuk sektor industri dan permukiman. Hal ini mengakibatkan Kota Batam
semakin padat, dimana tentunya akan merusak lingkungan alam sekitar. Luas
kawasan lindung seperti hutan bakau dan sempadan pantai semakin kecil bila
dibandingkan dengan luas kawasan budidaya. Berdasarkan RTRW Kota Batam
2011-2031 dan RPJMD Kota Batam 2011-2016, dijelaskan bahwa luas total kawasan
lindung lebih sedikit yaitu 35.195, 28 Ha dibandingkan luas total kawasan
budidaya yaitu sebesar 73.069, 72 Ha. Adanya perluasan kawasan budidaya
mengakibatkan rusaknya kawasan hijau, terjadinya perambahan dan pembakaran
hutan, serta kerusakan lingkungan akibat penambangan illegal.
Selain itu, ada beberapa industri besar di Kota Batam yang
berada di kawasan pesisir, contohnya di Sekupang dan Batu Ampar. Hal ini
menyebabkan kerusakan pada wilayah pesisir dan pantai, seperti rusaknya kawasan
tangkapan air yang berada di dekat industri tersebut, akibat limbah yang
dihasilkannya.
Potensi yang Dapat Dikembangkan di
Wilayah Tersebut
Tumbuh
berkembangnya industri di Kota Batam yang bukan hanya berasal dari investor
dalam negeri saja namun juga luar negeri, membutuhkan infrastruktur penunjang
untuk memperlancar kegiatan industri tersebut. Begitu pula aktivitas
perdagangan dan pariwisata. Adanya aktivitas-aktivitas utama ini menyebabkan
diperlukan adanya sarana prasarana pendukung yang memadai di Kota Batam. Hal
ini disebabkan karena kota Batam terdiri dari pulau-pulau yang secara fisik
lokasinya tidak saling menyatu. Adanya kondisi demikian, Kota Batam berpotensi
untuk dibangun berbagai
infrastuktur mulai dari infrastruktur trasportasi, fasilitas umum, untuk
menunjang pertumbuhan ekonomi Kota Batam, pemerataan pembangunan, meningkatkan
kesejahteraan masyarakat, dan untuk memperkuat stabilitas sosial politik. Pembangunan sarana dan
prasarana pelayanan umum ini, terutama transportasi berfungsi untuk meningkatkan
kemudahan hubungan antar lokasi, kawasan, dan antar wilayah dengan membangun
jalan, meningkatkan fungsi dan peran jalan, kuantitas, kualitas, dan tingkat pelayanan
jalan, penyediaan pedestrian, fasilitas terminal, pelabuhan laut, pelabuhan
penyeberangan antar pulau, bandar udara, dan penyediaan sarana angkutan umum. Tujuannya yaitu untuk
memperlancar arus transportasi barang antar kawasan industri dan pelabuhan /
bandara, memisahkan kendaraan berat dan kendaraan yang kecil, sehingga mampu
memberikan kepastian bagi keselamatan pengguna jalan yang ada di Kota Batam.
Selain fasilitas transportasi, di Kota Batam juga
berpotensi dibangun fasilitas pengelolaan limbah buangan industri untuk
mengurangi pencemaran lingkungan. Pembangunan fasilitas pengolahan limbah
industri ini diutamakan di daerah pesisir karena peningkatan industri di
wilayah pesisir Kota Batam semakin meningkat. Kemudian, pemerintah juga harus
tegas mengawasi dan melindungi kawasan lindung untuk mencegah adanya alih lahan
lindung menjadi lahan budidaya.
Dengan demikian, adanya pembangunan infrastruktur
yang memadai dan pengawasan penggunaan lahan sesuai dengan fungsinya diharapkan
dapat membantu meningkatkan perekonomian Kota Batam yang mampu bersaing dengan
negara-negara di Asia, bahkan menjadi tujuan utama para investor untuk
menanamkan modalnya.
Ayu Annisa Annasihatul Ainaqo_3615100118
Perencanaan Kota_Profil Kota Batam perencanaankota_ayuannisa